Minggu, 21 Februari 2016

Derita Mahasiswa Sastra Jepang

Ini tulisan gue sesi “Derita Mahasiswa Sastra Jepang”
Episode #1

Pernah gak sih kalau kalian ditanya orang, entah sepupu, tetangga, teman sekolah dulu, “eh lu kuliah jurusan apa?” terus kan kalian jawab “sastra”. Lalu orang yang tanya tadi Cuma jawab “oh..” terus abis itu dengan berusaha antusias dia tanya lagi “sastra Inggris?”, terus kita jawab “bukan, sastra Jepang”, dan dia pun cuma bilang “oh..” lagi, dengan nada seperti kecewa dan muka yang keliatan males. Pernah waktu itu hari minggu yang cerah, gue bangun dengan semangat lalu keluar buat cari makan. Terus gue beli nasi kuning di deket kosan. Pas gue lagi nungguin pesenan, bapa amang nasi kuningnya tanya gue, “kuliahnya jurusan apa dek?”. Terus gue jawab “sastra Jepang pak”. Terus dia memandang gue bentar lalu dengan senyum yang agak dipaksakan menjawab, “oh.. iya gpp”. Eh buset, apa itu maksudnya.

Entahlah, gue sering berpikir apa gue salah masuk gitu ya. Coba kita puter mesin waktunya dulu. Dulu gue punya grup main bareng di SMA. Jumlah kami 5 orang. Sekarang Semuanya kuliah di jurusan IPA. Ada yang teknik, perkapalan, dokter hewan. Gue doang yang nyasar jadi ke sastra. Sebetulnya sih, dulu itu gue inginnya masuk perhutanan di IPB. Padahal di SMA, gue jurusan IPA tapi gak tahu rasanya walaupun otak gue lebih ke IPA tapi jiwa gue itu IPS. Akhirnya waktu itu gue bertekad pokoknya pengen masuk IPB perhutanan. Pengen jadi pengusaha kayu kayanya. Walaupun gak tau apa-apa soal pohon. Disuruh bedain pohon jambu aja gue ketuker sama pohon apel. Tapi yang ngenesnya itu, gue coba 3 kali buat masuk jurusan itu, mulai dari tes snmptn, sbmptn, sampai gue datengin langsung itu kampusnya buat ujian mandiri. Dan gue tetap ga lulus. Di situ gue down dan putus asa. Di tengah keterpurukan itu, gue denger ada pembukaan pendaftaran masuk unpad. Gue iseng aja daftar, coba-coba. Tapi yang namanya lagi down udah pasrah, gak tahu mau milih jurusan apa. Entah kenapa waktu gue liat list jurusannya, cuma ada satu jurusan yang konek ke mata gue. Sastra Jepang. Lalu tanpa mikir langsung aja gue ceklist. Terus beberapa hari kemudian ada pengumuman kalau gue lulus di sastra Jepang unpad. Dan akhirnya, hari ini, di sini lah gue berada. itu lah sejarahnya kenapa gue bisa masuk jurusan sastra Jepang. Dan saat gue ditanya “kenapa masuk sastra Jepang?”. “gak tahu”, Cuma itu yang bisa gue jawab.

Sekarang gue sudah semester 7, lagi nyusun skripsi. Kalau gue inget-inget sejarah bagaimana gue bisa masuk sini sih lucu juga. Selama hampir 4 tahun kuliah di sastra Jepang ini, banyak yang udah terjadi, mulai dari nemu mimpi sampai nemu jodoh. Banyak yang udah berubah. Dan yang penting, jawaban “gak tahu” saat ditanya “kenapa masuk sastra Jepang?” yang dulu itu mulai berubah sekarang. Mulai bertambah dan berganti dengan kata-kata yang sedikit lebih panjang. Ini adalah cerita sederhana gue, si mahasiswa sastra Jepang.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bahkan ada yang sering tanya; "kenapa masuk Sastra Jepang? Pasti ingin ke Jepang ya? Ingin jadi TKI ya?" That's the sh*t question ever wwwww

    BalasHapus
  3. Bahkan ada yang sering tanya; "kenapa masuk Sastra Jepang? Pasti ingin ke Jepang ya? Ingin jadi TKI ya?" That's the sh*t question ever wwwww

    BalasHapus