Selasa, 17 November 2015

Aku Setelah Bertemu Denganmu "君と出会えた僕"

君と出会えた僕
Aku Setelah Bertemu Denganmu

Aku ingin sedikit berbagi mengenai cinta. Yang aku bicarakan di sini adalah cinta kepada pasangan. Menurutku, cinta adalah sesuatu yang abstrak dan paling kontroversial. Mulai dari yang berkata cinta itu bahagia, cinta itu rasa sakit, cinta itu indah, cinta itu pengorbanan, dan lain-lain. Kita semua memiliki pandangan masing-masing mengenai apa itu cinta. Namun yang akan aku ceritakan sedikit berbeda dengan kisah cinta biasanya.

Satu waktu aku dan pacarku jalan ke salah satu mall besar di Bandung. Seperti halnya orang-orang pada waktu itu, kami belanja sana-sini, bermain sana-sini, makan ini-itu, dan lain-lain. Setelah lelah dengan semua agenda kencan itu, di tengah perjalanan tiba-tiba pacarku mendatangi seorang kakek yang duduk di pinggir jalan tepat di depan mall tersebut. Kakek itu berwajah hitam keriput dan terlihat sudah sangat tua. Sambil kedua tangannya memegang keset, dengan suara yang parau ia menawarkan barang dagangannya pada orang-orang yang berlalu-lalang. Pacarku mendekatinya dan menanyakan berapa harga keset tersebut, lalu akhirnya membeli keset dari sang kakek tua itu. Kakek itu terlihat sangat senang dan terus berterima kasih. Melihat kejadian itu, untuk sekejap membuatku terdiam dan bengong. Aku tak habis pikir. Di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan kota besar, di antara orang-orang yang beraktifitas dengan semua kemewahan yang mereka miliki, belanja barang-barang trendy, makan di restoran elit, sangat kecil sekali kemungkinan ada orang yang cukup peka dan bersimpati untuk membeli sebuah keset murahan dari seorang kakek tua di pinggir jalan. Bahkan aku sendiri tak melihat ada seorang kakek di situ. Harus ku akui itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Hanya yang cukup berjiwa besar, yang mampu menanggalkan semua gelar kehormatan di bahunya, lalu merendah untuk sejajar dengan orang yang akan ditolong, dan membawanya terbang bersama dengannya. Dan tak semua orang dapat melakukan itu di zaman seperti ini. Aku merasa sangat terkejut waktu itu. Hari itu, menjadi momen yang tak akan terlupakan bagiku.

Semenjak kejadian itu aku mencoba lebih sadar pada lingkungan. Aku mencoba membuka mata dan telinga lebih lebar dari sebelumnya. Hingga beberapa waktu yang lalu aku bertemu seorang nenek bongkok penjual sapu lidi. Sambil berjalan dengan tergopoh-gopoh nenek itu menenteng sapu-sapu lidi jualannya. Walau pun dunia keras padanya, nenek itu enggan menjadi pengemis dan memilih tak menyerah pada kehidupan. Walau pun sebetulnya aku tidak perlu, tapi aku memutuskan untuk membantu dengan membeli sapu lidinya. Nenek itu terlihat sangat bahagia dan berterima kasih padaku karena telah membeli dagangannya. Sepertinya sudah seharian ia berjalan jauh dan tak ada sapunya yang laku. Uang yang aku keluarkan untuk membeli sebatang sapu lidi itu memang tak seberapa, tapi ada perasaan bahagia tersendiri yang ku rasakan tiba-tiba. Perasaan yang tak dapat aku jelaskan dengan kata-kata. Hanya yang pasti, ketika aku menyaksikan wajah bahagia nenek itu aku merasakan kebahagiaan yang tak terbayar oleh apa pun. Saat itu aku merasa betapa berharganya keberadaanku karena aku dapat berbagi. Rupanya ini yang dirasakan pacarku sewaktu menolong kakek penjual keset dulu. Dan aku pun ingin terus berbagi.

Aku berubah. Ya, berkat pacarku.

Banyak orang berkata bahwa cinta tak perlu alasan. Ya, mungkin benar. Tapi ada hal janggal yang mengganggu pikiranku dari kalimat itu. Apabila memang benar cinta tak perlu alasan, mungkin saat ini aku dapat saja jatuh cinta pada tukang seblak dekat kosanku. Toh kan tak perlu alasan untuk mencintai. Jadi, aku pikir walau pun kita semua berkata bahwa cinta tak perlu alasan, namun  sebetulnya ada hal yang kita suka dari pasangan kita. Sesuatu yang membuat kita nyaman bersamanya. Sesuatu yang membuat kita ingin terus berada di sampingnya. Sesuatu yang tak bisa kita dapatkan dari orang lain. Itulah sebabnya kita tidak dapat jatuh cinta pada semua orang. Hanya saja saking meluapnya perasaan-perasaan itu, kita tak sempat memeriksanya lebih dalam. Sampai akhirnya muncullah sebuah kata yang rasanya sanggup mewakili semua perasaan yang tidak kita mengerti itu, cinta.


Jadi, apa itu cinta. Aku tak tahu. Mungkin kita tak akan pernah tahu. Namun, setidaknya kita belajar satu hal. Berbicara mengenai cinta tak akan pernah selesai. Berkutat dalam perbincangan itu hanya akan membuang waktu. Yang terpenting bukanlah bagaimana kita dapat jatuh cinta, tapi bagaimana kita setelah jatuh cinta. Selama kita menjadi orang yang lebih baik karena cinta, setidaknya cinta kita sudah berada di jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar