M E
and
M U S I C
Hm.. enaknya ngomongin apa ya
sekarang. Ada sih satu topik yang selalu rame buat dibahas. Selalu gak pernah
habis buat dibahas. Tapi, itu hanya dirasakan oleh penulisnya aja haha. Yup,
hobi. Kalau ngomongin yang satu ini pasti jadi pada heri deh alias heboh
sendiri. Bersemangat banget. Serasa dia ingin semua orang tahu bahwa dunianya
itu paling seru. Bahwa dunianya itu adalah tempat satu-satunya dia bisa hidup
dengan bebas. Bisa hidup dengan bergairah. Tempat di mana dia bisa jadi dia yang
paling dia. Yes, itu yang ingin gue tulis kali ini. Hobi.
Musik. Itu hobi gue. Hm.. sejak
kapan ya gue suka musik. Gue gak begitu inget sih. Kalau ga salah waktu SMP
kelas 3. Lagu yang pertama menarik hati gue itu lagunya Younha judulnya Hikokiboshi.
Saking sukanya sama lagu itu gue pergi ke warnet, cari liriknya, gue print, gue
hafalin. Dan.. kocaknya, suer.. gue baru tahu sekarang setelah masuk Sastra
Jepang kalau itu lagunya Bahasa Jepang. Jadi selama ini gue hafal lagu Jepang..
kok bisa (-_-). Dulu tiap weekend gue selalu main ke rumah kakek. Di sana gue
suka merhatiin om dan tante gue main gitar sambil nyanyi-nyanyi. Kaya yang enak
aja liatnya gitu. Gue suka ikut-ikutan pegang gitarnya terus petik senarnya
dari senar satu sampai enam, gue samain dengan tangga nada do sampai la (bego
pokoknya). Tapi makin lama makin gak ada yang pake sampe gitar itu rusak dan cuma
di taro di atas lemari. Akhirnya gue colong itu gitar, gue bawa ke rumah. Gue
reparasi. Ayah gue adalah guru pertama yang ngajarin gue gitar. Terus gue
mainin lagu Younha kesukaan gue itu (untung chordnya gampang hihi). Itulah
pertama kalinya gue main musik. Bersama gita (nama gitar pertama gue. Udah sakit
kali kayu dikasih nama. Terserah gueeee).
Sampai sekarang gue masih main
musik. Walaupun di tentang sana-sini gue masih tetap main. Ya main-main aja
gitu, gak serius hehe. Serius deng cuma lagi vakum saja. Mungkin di tulisan
lainnya gue ceritain gimana seriusnya musik bagi gue. Bukan hanya hobi, tapi
juga mimpi. Tapi di sini yang ingin gue bahasa adalah sebagai berikut (gaya
skripsi. Maapin gak bisa move on dari skripsi T.T). Akhir-akhir ini gue sering tanya,
“kenapa ya gue suka musik?”. Setelah dikira-kira, mungkin kaya cari jodoh, cari
hobi itu memang bakal 11-12 sama yang nyari (coba liat aja deh muka pacar lu.
Hati-hati jangan-jangan miripnya sama teman lu o_o). Sering sih, apa pun
perkaranya awalnya kita gak akan langsung tahu alasan kenapa kita suka sama
seseorang atau sesuatu itu. Tapi, justru karena ketidaktahuan itu, membuktikan
bahwa memang ada diri kita yang tersembunyi di alam bawah sadar yang kita gak
kenal. Pada saat kita udah nemu alasannya, pasti saat yang bersamaan kita juga
nemu diri kita yang sebenarnya itu (jadi ribet sih -_-). Pokoknya intinya, gue
itu seakan mencari jati diri lewat musik. Banyak yang bisa gue nikmatin dari
sebuah lagu. Gue bisa dapet semangat baru dari lagu-lagu rock yang setiap pagi
gue play. Gue bisa tidur siang dengan nyenyak denger playlist relaxing
intrument. Gue bisa ngurangin sedih gue lewat nangis bareng lagu-lagu balad.
Gue bisa lepasin stres sambil teriak-teriak pake musik underground. Gue bisa
belajar Bahasa Jepang lewat lirik Jepangya (formalitas). Ya, Seenggaknya gue
bisa dapet satu pelajaran baru dari satu lagu baru yang gue denger. Pelajaran
baru yang bisa gue dapet terus simpen buat ngisi kekosongan diri gue. Ketika
gue suka sama satu lagu, lagu itu gue ulik, mulai dari vokalnya, instrumennya,
liriknya sampe sejarahnya. Dalam proses mendalami itu gue banyak menemukan pecahan-pecahan
cermin yang merefleksikan diri gue seperti apa. Semakin banyak lagu yang gue
denger, semakin banyak musik yang gue pelajari, kepingan-kepingan cermin itu
mulai terkumpul, mulai terbentuk dan cocok buat dirangkai satu sama lain. Lama
kelamaan makin besar, gue mulai bisa melihat cerminan mata gue, rambut gue,
terus wajah gue. Sampe akhirnya puzzle itu selesai dan terbentuklah satu cermin
utuh yang besar. Cermin di mana gue bisa lihat diri gue seutuhnya. Berdiri dari
kepala sampai kaki. Mungkin secara gak sadar, tapi gue kira itu yang dilakukan
orang-orang dengan hobi-hobi mereka.
Gak ada istilah mainstream atau
berbeda buat hobi. Ketika kita udah suka sama sesuatu. Sesuatu itu bakal jadi
milik kita sendiri. Gak peduli orang-orang di sekitar kita sukanya sama kaya
kita gak. Bobi ya hobi, semua orang berhak suka pada kesukaannya masing-masing.
Semua orang bebas berekspresi. Bebas mengeluarkan sedalam-dalamnya jiwa yang
terpenjara, berhak memeras batin sampai tetes-tetes terakhir hati nurani. Itulah
seni, itulah hobi. Gak ada kelas elit atau kelas rakyat, gak ada yang indah
atau jelek, gak ada aturan. Ya yang pasti gak menyenggol hak-hak orang lain.
Selama bisa dinikamati, nikmatilah. Selama di sana tempatnya, tinggal lah
selamanya. Gak masalah di mana pun tempat
tinggal lu, yang penting siapa lu di situ. Apa it lu? Atau bukan.
Menjadi diri sendiri mudah, yang
sulit mencari diri sendiri.
Maaf rada alay jaman SMA -_-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar