Selasa, 15 Maret 2016

ME and MUSIC

M E
and
M U S I C

Hm.. enaknya ngomongin apa ya sekarang. Ada sih satu topik yang selalu rame buat dibahas. Selalu gak pernah habis buat dibahas. Tapi, itu hanya dirasakan oleh penulisnya aja haha. Yup, hobi. Kalau ngomongin yang satu ini pasti jadi pada heri deh alias heboh sendiri. Bersemangat banget. Serasa dia ingin semua orang tahu bahwa dunianya itu paling seru. Bahwa dunianya itu adalah tempat satu-satunya dia bisa hidup dengan bebas. Bisa hidup dengan bergairah. Tempat di mana dia bisa jadi dia yang paling dia. Yes, itu yang ingin gue tulis kali ini. Hobi.

Musik. Itu hobi gue. Hm.. sejak kapan ya gue suka musik. Gue gak begitu inget sih. Kalau ga salah waktu SMP kelas 3. Lagu yang pertama menarik hati gue itu lagunya Younha judulnya Hikokiboshi. Saking sukanya sama lagu itu gue pergi ke warnet, cari liriknya, gue print, gue hafalin. Dan.. kocaknya, suer.. gue baru tahu sekarang setelah masuk Sastra Jepang kalau itu lagunya Bahasa Jepang. Jadi selama ini gue hafal lagu Jepang.. kok bisa (-_-). Dulu tiap weekend gue selalu main ke rumah kakek. Di sana gue suka merhatiin om dan tante gue main gitar sambil nyanyi-nyanyi. Kaya yang enak aja liatnya gitu. Gue suka ikut-ikutan pegang gitarnya terus petik senarnya dari senar satu sampai enam, gue samain dengan tangga nada do sampai la (bego pokoknya). Tapi makin lama makin gak ada yang pake sampe gitar itu rusak dan cuma di taro di atas lemari. Akhirnya gue colong itu gitar, gue bawa ke rumah. Gue reparasi. Ayah gue adalah guru pertama yang ngajarin gue gitar. Terus gue mainin lagu Younha kesukaan gue itu (untung chordnya gampang hihi). Itulah pertama kalinya gue main musik. Bersama gita (nama gitar pertama gue. Udah sakit kali kayu dikasih nama. Terserah gueeee).

Sampai sekarang gue masih main musik. Walaupun di tentang sana-sini gue masih tetap main. Ya main-main aja gitu, gak serius hehe. Serius deng cuma lagi vakum saja. Mungkin di tulisan lainnya gue ceritain gimana seriusnya musik bagi gue. Bukan hanya hobi, tapi juga mimpi. Tapi di sini yang ingin gue bahasa adalah sebagai berikut (gaya skripsi. Maapin gak bisa move on dari skripsi T.T). Akhir-akhir ini gue sering tanya, “kenapa ya gue suka musik?”. Setelah dikira-kira, mungkin kaya cari jodoh, cari hobi itu memang bakal 11-12 sama yang nyari (coba liat aja deh muka pacar lu. Hati-hati jangan-jangan miripnya sama teman lu o_o). Sering sih, apa pun perkaranya awalnya kita gak akan langsung tahu alasan kenapa kita suka sama seseorang atau sesuatu itu. Tapi, justru karena ketidaktahuan itu, membuktikan bahwa memang ada diri kita yang tersembunyi di alam bawah sadar yang kita gak kenal. Pada saat kita udah nemu alasannya, pasti saat yang bersamaan kita juga nemu diri kita yang sebenarnya itu (jadi ribet sih -_-). Pokoknya intinya, gue itu seakan mencari jati diri lewat musik. Banyak yang bisa gue nikmatin dari sebuah lagu. Gue bisa dapet semangat baru dari lagu-lagu rock yang setiap pagi gue play. Gue bisa tidur siang dengan nyenyak denger playlist relaxing intrument. Gue bisa ngurangin sedih gue lewat nangis bareng lagu-lagu balad. Gue bisa lepasin stres sambil teriak-teriak pake musik underground. Gue bisa belajar Bahasa Jepang lewat lirik Jepangya (formalitas). Ya, Seenggaknya gue bisa dapet satu pelajaran baru dari satu lagu baru yang gue denger. Pelajaran baru yang bisa gue dapet terus simpen buat ngisi kekosongan diri gue. Ketika gue suka sama satu lagu, lagu itu gue ulik, mulai dari vokalnya, instrumennya, liriknya sampe sejarahnya. Dalam proses mendalami itu gue banyak menemukan pecahan-pecahan cermin yang merefleksikan diri gue seperti apa. Semakin banyak lagu yang gue denger, semakin banyak musik yang gue pelajari, kepingan-kepingan cermin itu mulai terkumpul, mulai terbentuk dan cocok buat dirangkai satu sama lain. Lama kelamaan makin besar, gue mulai bisa melihat cerminan mata gue, rambut gue, terus wajah gue. Sampe akhirnya puzzle itu selesai dan terbentuklah satu cermin utuh yang besar. Cermin di mana gue bisa lihat diri gue seutuhnya. Berdiri dari kepala sampai kaki. Mungkin secara gak sadar, tapi gue kira itu yang dilakukan orang-orang dengan hobi-hobi mereka.

Gak ada istilah mainstream atau berbeda buat hobi. Ketika kita udah suka sama sesuatu. Sesuatu itu bakal jadi milik kita sendiri. Gak peduli orang-orang di sekitar kita sukanya sama kaya kita gak. Bobi ya hobi, semua orang berhak suka pada kesukaannya masing-masing. Semua orang bebas berekspresi. Bebas mengeluarkan sedalam-dalamnya jiwa yang terpenjara, berhak memeras batin sampai tetes-tetes terakhir hati nurani. Itulah seni, itulah hobi. Gak ada kelas elit atau kelas rakyat, gak ada yang indah atau jelek, gak ada aturan. Ya yang pasti gak menyenggol hak-hak orang lain. Selama bisa dinikamati, nikmatilah. Selama di sana tempatnya, tinggal lah selamanya. Gak masalah di mana pun tempat tinggal lu, yang penting siapa lu di situ. Apa it lu? Atau bukan.

Menjadi diri sendiri mudah, yang sulit mencari diri sendiri.


Maaf rada alay jaman SMA -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar